Mar 18, 2013

The Croods Dari Rovio Hadir Untuk iOS & Android

The Croods Dari Rovio Hadir Untuk iOS & Android

The Croods Dari Rovio Hadir Untuk iOS & Android
 | On 15, Mar 2013
Sepertinya hampir sama dengan cara rilis Angry Birds Star Wars beberapa waktu lalu yang dilakukan serentak seluruh dunia pada jam yang sudah ditentukan sebelumnya, The Croods juga dilakukan dengan cara yang sama. Ketika saya membuat game iPhone terbaru kemarin siang, tanda-tanda The Croods hadir belum terlihat.
Sekarang game ini sudah bisa kamu nikmati baik di iOS dan Android. Saya sendiri tidak mengetahui secara pasti kapan game ini rilis. Saya sudah mencobanya beberapa saat dan kesan yang pertama kali muncul game ini tidak akan sebooming Angry Birds. Rovio nampaknya hanya akan menggunakan game ini untuk media promosi saja.
Sesuai dengan film yang diusungnya, The Croods buatan Rovio juga ingin memberikan nuansa yang sama yaitu “Hunt & Gather” seperti kehidupan jaman purba. Kamu harus menanam berbagai pohon yang bisa menarik minat para binatang. Setelah mereka berhasil melekat pada tanaman tersebut, kamu hanya butuh 1 sentuhan saja untuk menangkapnya.
The Croods | Screenshot
Selain menangkap, memelihara, memberikan makan dan membuatkan rumah untuk para binatang, kamu juga harus menyelesaikan berbagai misi yang disediakan. Namun karena game ini gratis, tentu saja ada IAP yang mengintai. 2 mata uang digunakan dan waktu tunggu yang bisa dipercepat melalui mata uang yang lebih mahal akan menjadi makanan sehari-hari jika kamu ingin bermain.
Satu fitur yang saya perhatikan pada game ini adalah adanya sync saved game seperti iCloud tetapi di simpan ke server Rovio. Untuk itu kamu harus membuat sebuah akun terlebih dahulu.
Berminat? Silakan download The Croods secara gratis melalui link di bawah ini.
Download iTunes: The Croods, Free
Download Google Play: The Croods, Free
source: gamesaku.com

CSR Racing (Android Game)


CSR Racing | Icon
CSR Racing - Review GameSaku
Walaupun CSR Racing sudah banyak menerima “makian” dari para pemain diseluruh dunia tetapi game yang satu ini tetap menjadi salah satu favorit Glenn. Faktanya adalah para pemain yang protes itu kesal dengan sistem gas yang diimplementasikan, kenapa? Karena memang game yang satu ini sangat seru dan mereka ingin terus main, lagian kalo game ga seru mana ada yang protes atau malah didownload. Kata Glenn “Bawa santai aja game yang satu ini, seru kok”
App Store Link: CSR Racing, Free

source: gamesaku.com

Dead Trigger (Game Android)



Berasal dari developer yang sama dengan ShadowGun

Galaxy on Fire 2 THD (Game Android)



Galaxy on Fire 2 THD

Galaxy on Fire 2 adalah salah satu game yang mengagumkan dari segi graphic. Selain itu tema yang diambil oleh game ini juga memberikan nilai lebih yaitu simulasi sebuah pesawat ruang angkasa. Kombinasi kedua elemen ini menciptakan sebuah pengalaman game yang jarang ditemui di Android. Pastikan kamu punya game yang satu ini.
Google Play Link: Galaxy on Fire 2™ THD, Free

source: gamesaku.com

7 Alasan Kenapa Kamu Harus Membeli iPod Touch Baru


7 Alasan Kenapa Kamu Harus Membeli iPod Touch Baru

Games Android HOT

Abyss: The Wraith of Eden

Seperti biasa, G5 datang dengan game hidden object terbarunya

Pemanasan Global, Salah Siapa?

            Selama ini kita sibuk menghakimi produktivitas manusia sebagai satu-satunya penyebab meningkatnya suhu di Bumi. Namun kita mengabaikan fakta bahwa sebenarnya, seluruh umat manusia sudah merasakan hasil dari produktivitasnya tersebut. Nyatanya ada hal menarik – semoga saja ini bukan hanya suatu pembelaan atau pembenaran – bahwa sesungguhnya, aktivitas Matahari juga turut ambil andil atas meningkatnya suhu di Bumi.
            Sebuah film dokumenter di Inggris juga menentang pemahaman yang berlaku bahwa pemanasan global disebabkan oleh aktivitas buatan manusia. Film ini berpendapat bahwa sebenarnya matahari yang bertanggung-jawab atas perubahan suhu di Bumi. Ada juga beberapa penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi matahari telah diabaikan dalam pemanasan global. Memang, dibutuhkan suatu alasan yang fundamental untuk membuktikan pernyataan tersebut.
            Para ahli ternyata telah menjawab teka-teki tersebut. Sebagian besar klimatologis mengatakan bahwa Bumi bukan merupakan satu-satunya planet yang mengalami kenaikan suhu. Seperti yang dikutip dari Associated Press bahwa satelit yang mengukur suhu matahari telah merekam peningkatan suhu Matahari. Juga London Telegraph yang memaparkan bahwa, pada tahun 2004 suhu Matahari adalah yang tertinggi dalam 100 tahun terakhir.
            Lalu, apa buktinya bahwa Bumi bukanlah satu-satunya suhu yang mengalami peningkatan suhu? Kita bisa ambil contoh Neptunus. Neptunus memiliki permukaan yang terdiri dari nitrogen beku dan sekarang berubah menjadi gas. Fakta ini membuat pernyataan tadi (bahwa manusia bukan satu-satunya penyebab) menjadi semakin tak terbantahkan.
            Fakta-fakta di atas diperkuat lagi dengan pernyataan dari Mulyono Prabowo sebagai Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika bahwa: “Peningkatan aktivitas Matahari memang bisa mengakibatkan meningkatnya energi yang diterima Bumi dan memengaruhi suhu di Bumi. Namun hal tersebut tidak terjadi satu-dua hari dan tiba-tiba, tidak hanya di ruang terbatas. Peningkatan panas akan terjadi secara gradual, bertahan dalam waktu lama, dan menurunnya juga gradual.”
            “Matahari diduga telah berkontribusi terhadap 45%-50% peningkatan temperature rata-rata global selama periode 1900-2000 dan sekitar 23%-35% antara tahun 1980 dan 2000.” Tambah dua ilmuwan dari Duke University.
            Namun sekali lagi. Fakta-fakta di atas tidak berarti manusia sama sekali tidak turut menyumbang peningkatan suhu di Bumi. Produktivitas manusia juga memiliki andil besar dalam hal ini. Hanya saja, produktivitas manusia turut dibantu oleh aktivitas matahari.
            Yang menjadi pertanyaan berikutnya, apa yang telah manusia sumbang untuk peningkatan suhu di Bumi selama ini? Luar biasa banyak. Mari kita ambil beberapa contoh yang paling menonjol.
1.     Polusi karbon dioksida yang berasal dari bahan bakar kayu, minyak bumi, gas alam dan batubara.
2.    Gas metana yang berada di peternakan dan pertanian. Dari mana asal gas metana? Gas metana berasal dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen. Gas metana juga berasal dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir sampah)
3.    Aktivitas penebangan pohon yang semakin hari semakin menjadi-jadi.
4.    Penggunaan pupuk kimia. Berdasarkan penelitian, pada abad ke-20, penggunaan pupuk kimia untuk pertanian meningkat pesat. Lalu mengapa pupuk kimia turut menyebabkan peningkatan suhu Bumi? Perlu kita ketahui bahwa pupuk kimia kebanyakan berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbon dioksida sebagai perangkap panas.

Dan masih banyak lagi yang telah disumbang manusia untuk peningkatan suhu Bumi.

Dari fakta-fakta barusan, dapat dibuktikan bahwa manusia juga tidak sepenuhnya “bersih” dari hal-hal yang selama ini dituduhkan. Memang, pemanasan global tidak dapat dihentikan tapi masih banyak hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir pemanasan global.

Khususnya bagi kita yang tinggal di Indonesia, negara kita jelas sudah tertinggal jauh dari negara-negara Eropa yang berbasis teknologi sekelas Perancis, Jerman, Belanda, Swedia, dan Inggris. Negara-negara tersebut sudah memiliki teknologi untuk mengurai sampah (baik kimia maupun non-kimia) secara generik. Juga, kesadaran masyarakatnya akan dampak pemanasan global dinilai sudah cukup tinggi. Berbeda dengan kita yang masih acuh tak acuh.

Bisa jadi, kita bukannya acuh tak acuh melainkan belum mengetahui betapa mengerikannya dampak pemanasan global. Seperti yang dicatat IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) bahwa: akhir-akhir ini pola migrasi binatang berubah drastis, terumbu karang laut makin banyak yang mati karena air laut makin panas, kekeringan sudah menjadi hal biasa – terutama di beberapa wilayah Asia-Afrika –, daratan es kutub juga mulai mencair.

Ditambah hasil penelitian di Nature yang mengatakan: pada tahun 2005 mendatang, peningkatan suhu dapat menyebabkan terjadinya jutaan spesies. Diperkuat lagi dengan hasil penelitian pusat riset iklim di Frankfurt, Jerman yang mengemukakan: jika pemanasan global tetap dibiarkan berlangsung, sebanyak sepertiga varietas tanaman dan hewan dunia akan musnah pada tahun 2080.

Kesimpulannya, memang bukan hanya produktivitas manusia yang menyebabkan pemanasan global belakangan ini, aktivitas Matahari juga ambil bagian. Tapi, bukan berarti kita bisa “cuci tangan” dari semuanya. Pepatah mengatakan: “Sedia payung sebelum hujan.” Lakukan perubahan, sebelum kepunahan yang sesungguhnya terjadi.

by: Gabriella Franceliana

Cara mencegah pemanasan global


Semakin besarnya kesadaran masyarakat akan pemanasan global, akan membuat mereka bergerak untuk melakukan pencegahan atau mengurangi aktivitas-aktivitas yang menyebabkan pemanasan global. Oleh karena itu, sebagian besar negara di dunia sedang mencari cara untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, yang hingga saat ini belum bisa ditangani secara signifikan. 

Hal kecil namun berdampak besar yang dapat dilakukan oleh setiap orang, ialah dengan melakukan gerakan menanam pohon kembali. Seperti kita ketahui, pohon dapat menyerap gas karbondioksida di udara, sehingga mengurangi peningkatan suhu yang terjadi di atmosfer.

Selain dengan menanam pohon kembali, hal mudah dan murah yang dapat dilakukan oleh setiap orang yaitu dengan cara bepergian yang ramah lingkungan. Artinya, berusaha untuk bepergian dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan yang bebas bahan bakar, seperti sepeda. Tidak menggunakan mobil pribadi, atau bahkan pesawat pribadi jika hanya berpenumpang 1-2 orang saja. Serta, mengusahakan diri untuk terbiasa menggunakan angkutan umum.

Melakukan kegiatan positif yang biasa kita sebut dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Misalnya, menghindari penggunaan tas plastik saat berbelanja, dan memilih menggunakan tas kain yang ramah lingkungan serta dapat digunakan berulang-ulang. Selain itu, dapat pula dengan mendaur ulang kertas atau plastik yang sudah tidak terpakai menjadi barang-barang yang dapat dimanfaatkan kembali, seperti untuk hiasan dan lainnya.

Hal lain yang dapat kita lakukan ialah mematikan alat elektronik saat tidak digunakan (contoh: TV dan lampu), dan tidak membiarkannya dalam keadaan stand by. Sebaiknya kita mencabut aliran listrik pada TV dan lampu saat malam hari sebelum kita tidur. Alat-alat elektronik yang kita biarkan dalam keadaan switch off atau mungkin stand by ternyata masih berpotensi menggunakan energi.

Untuk mengatasi pemanasan global memang diperlukan usaha yang sangat keras dan butuh waktu yang sangat lama. Namun, kita bisa mengurangi efeknya dengan mulai melakukan hal-hal yang ramah lingkungan untuk menyelamatkan Bumi. Sayangnya, kurangnya sosialisasi dan kepekaan masyarakat terhadap Bumi ini lah yang turut menjadi penghambat upaya penyelamatan Bumi kita yang sedang marah ini. So, stop global warming!

By: Nurhayati Limbong
Siswi SMK Prudent School
Tangerang