Sebuah film dokumenter di Inggris
juga menentang pemahaman yang berlaku bahwa pemanasan global disebabkan oleh
aktivitas buatan manusia. Film ini berpendapat bahwa sebenarnya matahari yang
bertanggung-jawab atas perubahan suhu di Bumi. Ada juga beberapa penelitian
yang menyatakan bahwa kontribusi matahari telah diabaikan dalam pemanasan
global. Memang, dibutuhkan suatu alasan yang fundamental untuk membuktikan
pernyataan tersebut.
Para ahli ternyata telah menjawab
teka-teki tersebut. Sebagian besar klimatologis mengatakan bahwa Bumi bukan
merupakan satu-satunya planet yang mengalami kenaikan suhu. Seperti yang
dikutip dari Associated Press bahwa satelit yang mengukur suhu matahari telah
merekam peningkatan suhu Matahari. Juga London Telegraph yang memaparkan bahwa,
pada tahun 2004 suhu Matahari adalah yang tertinggi dalam 100 tahun terakhir.
Lalu, apa buktinya bahwa Bumi
bukanlah satu-satunya suhu yang mengalami peningkatan suhu? Kita bisa ambil
contoh Neptunus. Neptunus memiliki permukaan yang terdiri dari nitrogen beku
dan sekarang berubah menjadi gas. Fakta ini membuat pernyataan tadi (bahwa
manusia bukan satu-satunya penyebab) menjadi semakin tak terbantahkan.
Fakta-fakta di atas diperkuat lagi
dengan pernyataan dari Mulyono Prabowo sebagai Kepala Bidang Informasi
Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika bahwa:
“Peningkatan aktivitas Matahari memang bisa mengakibatkan meningkatnya energi
yang diterima Bumi dan memengaruhi suhu di Bumi. Namun hal tersebut tidak
terjadi satu-dua hari dan tiba-tiba, tidak hanya di ruang terbatas. Peningkatan
panas akan terjadi secara gradual, bertahan dalam waktu lama, dan menurunnya
juga gradual.”
“Matahari diduga telah berkontribusi
terhadap 45%-50% peningkatan temperature rata-rata global selama periode
1900-2000 dan sekitar 23%-35% antara tahun 1980 dan 2000.” Tambah dua ilmuwan
dari Duke University.
Namun sekali lagi. Fakta-fakta di atas
tidak berarti manusia sama sekali tidak turut menyumbang peningkatan suhu di
Bumi. Produktivitas manusia juga memiliki andil besar dalam hal ini. Hanya
saja, produktivitas manusia turut dibantu oleh aktivitas matahari.
Yang menjadi pertanyaan berikutnya,
apa yang telah manusia sumbang untuk peningkatan suhu di Bumi selama ini? Luar
biasa banyak. Mari kita ambil beberapa contoh yang paling menonjol.
1.
Polusi
karbon dioksida yang berasal dari bahan bakar kayu, minyak bumi, gas alam dan
batubara.
2.
Gas
metana yang berada di peternakan dan pertanian. Dari mana asal gas metana? Gas
metana berasal dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan
oksigen. Gas metana juga berasal dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir sampah)
3.
Aktivitas
penebangan pohon yang semakin hari semakin menjadi-jadi.
4.
Penggunaan
pupuk kimia. Berdasarkan penelitian, pada abad ke-20, penggunaan pupuk kimia
untuk pertanian meningkat pesat. Lalu mengapa pupuk kimia turut menyebabkan
peningkatan suhu Bumi? Perlu kita ketahui bahwa pupuk kimia kebanyakan berbahan
nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbon dioksida sebagai perangkap
panas.
Dan masih banyak
lagi yang telah disumbang manusia untuk peningkatan suhu Bumi.
Dari fakta-fakta
barusan, dapat dibuktikan bahwa manusia juga tidak sepenuhnya “bersih” dari
hal-hal yang selama ini dituduhkan. Memang, pemanasan global tidak dapat
dihentikan tapi masih banyak hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk
meminimalisir pemanasan global.
Khususnya
bagi kita yang tinggal di Indonesia, negara kita jelas sudah tertinggal jauh
dari negara-negara Eropa yang berbasis teknologi sekelas Perancis, Jerman,
Belanda, Swedia, dan Inggris. Negara-negara tersebut sudah memiliki teknologi
untuk mengurai sampah (baik kimia maupun non-kimia) secara generik. Juga,
kesadaran masyarakatnya akan dampak pemanasan global dinilai sudah cukup
tinggi. Berbeda dengan kita yang masih acuh tak acuh.
Bisa
jadi, kita bukannya acuh tak acuh melainkan belum mengetahui betapa
mengerikannya dampak pemanasan global. Seperti yang dicatat IPCC
(Intergovernmental Panel on Climate Change) bahwa: akhir-akhir ini pola migrasi
binatang berubah drastis, terumbu karang laut makin banyak yang mati karena air
laut makin panas, kekeringan sudah menjadi hal biasa – terutama di beberapa
wilayah Asia-Afrika –, daratan es kutub juga mulai mencair.
Ditambah
hasil penelitian di Nature yang mengatakan: pada tahun 2005 mendatang,
peningkatan suhu dapat menyebabkan terjadinya jutaan spesies. Diperkuat lagi
dengan hasil penelitian pusat riset iklim di Frankfurt, Jerman yang
mengemukakan: jika pemanasan global tetap dibiarkan berlangsung, sebanyak
sepertiga varietas tanaman dan hewan dunia akan musnah pada tahun 2080.
by: Gabriella Franceliana
No comments:
Post a Comment